Search
Close
  • Terbaru
  • OSINT
  • Opini
  • Molotov
  • Siapa Kami
Menu
  • Terbaru
  • OSINT
  • Opini
  • Molotov
  • Siapa Kami
Aher Tamimi, Kids Jaman Now asal Palestina | Montase dari Legal Insurrection, Daily Mail, Danger Women Project, ABC News, & Haim Scwarczenberg

The Saudi Cables

Ilustrasi | Wikileaks
  • Gottfrid
  • Kabar Terbaru
  • Desember 17, 2017
Share on facebook
Share on whatsapp
Share on twitter

Artikel Pilihan

Aksi solidaritas West Papua untuk Julian Assange | Tribun Arafura

Assange x West Papua

Ola Bini | Getty Images lewat Tellerreport.com

Ola Bini Bebas Setelah 71 Hari Ditahan Tanpa Dakwaan

Screenshot dari FactCheck Q&A: Is Saudi Arabia funding ISIS?

Apakah Arab Saudi Danai ISIS?

Chelsea Manning setelah bebas | NPR

Transgender yang Menyulut Musim Semi Agung

Beragam Bocoran Pesan Diplomatik dan Dokumen Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi

Sumbubotol.com – Arab Saudi adalah tempat bernaungnya kisah epik perjuangan Nabi Muhammad SAW dan kiblat bagi umat Islam sejagad.

Kerajaan ini menjadi luar biasa istimewa berkat wisata rohaninya.

Banyak orang berbondong-bondong datang, berharap agar dapat bisa lebih dekat barang sejengkal dengan Tuhan yang disembah.

Terlepas dari gemerlap segala pengharapan religius, adakah yang tahu sisi gelap dari sobat karib Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah ini?

Wikileaks pada 19 Juni 2015 resmi merilis lebih dari 100 ribu terbitan terkait Arab Saudi yang perlu kamu ketahui.

Banyak aksi terselubung Arab Saudi yang bakal membuat mulutmu ternganga, mengutuk sambil berteriak, “Omong kosong, apakah ini nyata atau sekedar tipu daya?”

Hakikatnya, tidak ada yang benar-benar nyata maupun fiksi dalam hidup ini.

Sejarah pergolakan hidup umat manusia bercampur antara imajinasi yang melompat liar ke hamparan alam kenyataan.

Tentu punya maksud banyak, Sumbu Botol berharap dengan diterbitkannya The Saudi Cables, kamu bisa lebih kritis memandang segala selubung ilusi yang merajalela di kehidupan masyarakat global.

Selamat membaca.

Wikileaks Menerbitkan The Saudi Cables

Hari ini, jumat 19 Juni pukul 13.00 GMT, Wikileaks mulai menerbitkan The Saudi Cables.

Bocoran ini berisi lebih dari setengah juta pesan diplomatik dan beragam dokumen lainnya dari Kementrian Luar Negeri Arab Saudi: memuat komunikasi rahasia dari berbagai Kedutaan Besar Arab Saudi di seluruh dunia.

Publikasi ini mencakup laporan super rahasia dari institusi Arab Saudi yang lain, termasuk Kementerian Dalam Negeri dan Layanan Intelijen Kerajaan.

Cache dokumen besar-besaran ini juga berisikan sejumlah komunikasi email antara Kementrian Luar Negeri dan pihak asing.

The Saudi Cables diterbitkan dalam bertahap dari puluhan ribu dokumen pada beberapa minggu mendatang.

Hari ini Wikileaks merilis harta karun, sekitar 70.000 dokumen, sebagai permulaan.

Julian Assange berkata, “The Saudi Cables mengangkat penutup dari lubang kediktatoran yang semakin tidak menentu dan manipulatif, yang tidak hanya merayakan pemenggalan keseratusnya di tahun ini, tapi juga telah menjadi ancaman bagi tetangga dan dirinya sendiri.”

Kerajaan Arab Saudi adalah sebuah kediktatoran turun-temurun yang berbatasan dengan Teluk Persia.

Meskipun negara ini memiliki catatan keji ihawal Hak Asasi Manusia (HAM), Arab Saudi tetap menjadi sekutu utama AS dan Inggris di Timur Tengah.

Sebagian besar didasarkan karena cadangan minyaknya yang tak tertandingi secara global.

Negara ini kerap berada dalam daftar puncak penghasil minyak, yang tentu memberi pengaruh pada urusan internasional yang tidak proporsional.

Di tiap tahunnya hal tersebut mendorong miliaran petro-dollar masuk ke dalam kantong bank-bank Inggris dan perusahaan-perusahaan senjata AS.

Tahun lalu negara ini menjadi importir senjata terbesar di dunia, mengalahkan Tiongkok, India, serta negara-negara gabungan Eropa Barat.

Sejak tahun 1960, Arab Saudi memainkan peran utama dalam organisasi negara pengekspor minyak, Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), dewan kerjasama untuk negara-negara Arab di teluk, Gulf Cooperation Council (GCC), serta mendominasi pasar amal Islam secara global.

Selama 40 tahun Kementrian Luar Negeri Kerajaan dipimpin oleh satu orang: Saud al Faisal bin Abdulaziz, anggota keluarga kerajaan Arab Saudi, dan merupakan menteri luar negeri yang paling lama memegang jabatan.

Akhir masa jabatan Saud al Faisal (Dimulai pada tahun 1975) bertepatan dengan suksesi pada saat kematian Raja Abdullah di bulan Januari 2015.

Masa jabatan Saud al Faisal mencakup penanganan peristiwa dan persoalan penting dalam hubungan luar negeri Arab Saudi, mulai dari jatuhnya Shah Iran dan Krisis Minyak Kedua, hingga serangan 11 September, serta permainan perang proksi yang saat ini sedang berlangsung berhadapan dengan Iran.

The Saudi Cables memberikan wawasan penting mengenai operasi kerajaan, bagaimana pengelolaan aliansi, hingga pengkonsolidasian posisinya sebagai negara adidaya di kawasan Timur Tengah, termasuk penyuapan dan kooptasi yang dilakukan pada individu maupan pada institusi kunci.

Pesan diplomatik menggambarkan bahwa struktur birokrasi Kerajaan sangat tersentralisasi, ditunjukkan dengan keterlibatan pejabat paling senior dalam menentukan sikap perihal beragam isu.

Sejak akhir Maret 2015, Kerajaan Arab Saudi telah terlibat dalam perang di negara tetangga, Yaman.

Kementrian Luar Negeri Arab Saudi pada Mei 2015 mengakui bahwa ada pembobolan terhadap jaringan komputer mereka.

Sebuah kelompok yang menamakan dirinya sebagai Tentara Cyber Yaman dituduh menjadi pihak paling bertanggungjawab atas aksi peretasan.

Kelompok ini merilis sejumlah kumpulan contoh dokumen berharga ke beberapa situs penyedia layanan berbagi dokumen, yang kemudian menerima serangkaian aksi penyensoran.

Harta karun besar Wikilekas ini terdiri dari ribuan dokumen dan mencakup ratusan ribu gambar berisikan tulisan berbahasa Arab.

Wikileaks telah mengekstrak manuskrip yang ada di gambar dan telah menempatkannya ke gudang virtual, sehingga memungkinkan untuk mencarinya melalui mesin pencarian Wikileaks.

Secara kebetulan, perilisan The Saudi Cables juga menandai dua peristiwa lainnya.

Hari ini adalah tiga tahun sejak pendiri Wikileaks, Julian Assange, memasuki Kedutaan Ekuador di London guna mencari suaka dari presekusi AS, yang telah ditahan hampir lima tahun tanpa tuduhan apa pun di Inggris.

Pada hari ini pula, Google mengungkapkan fakta bahwa mereka terpaksa menyerahkan lebih banyak informasi ke pemerintah AS untuk membantu presekusi terhadap orang-orang Wikileaks di bawah tuduhan spionase oleh sebab pesan diplomatik milik Paman Sam yang telah dipublikasi.(*)

BERSAMBUNG. . . .

Comments

comments

Artikel Terbaru

Kendaraan bermotor listrik - bosch-presse.de

Mimpi Indonesia Jadi Pemasok Global Baterai Kendaraan Listrik

Ilustrasi dari film Real Steel

Perbedaan dan Keunggulan antara Artificial Intelligence dengan Pemrograman Konvensional

Geolokasi buruh bakar bangunan di kawasan tambang nikel di Halmahera | Tangkap layar

Geolokasi Buruh Bakar Bangunan di Kawasan Tambang Nikel Halmahera

Mengekstraksi virus dari sampel swab | Jane Barlow / POOL / AFP

Deretan Teori Konspirasi Penyebab Covid-19

Youtube Instagram Facebook Twitter

Copyright ©2021 Sumbu Botol